HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN GANGGUAN JIWA

Abstract

Hasil data dari puskesmas Rancakalong terdapat 65 orang yang mengalami gangguan jiwa, dari banyaknya jumlah pasien yang mengalami gangguan jiwa, tetapi terdapat juga pasien gangguan jiwa yang mengalami kekambuhan. Stigma negatif yang diberikan masyarakat kepada pasien gangguan jiwa membuat pasien gangguan jiwa rentan mengalami gejala yang berulang. Dukungan sosial dari masyarakat adalah salah satu faktor yang dapat membantu menurunkan angka kekambuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan dukungan sosial dengan kekambuhan pasien gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Rancakalong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survei analitik cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 40 orang. Dengan teknik yang dipilih adalah pengambilan sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). Dari hasil analisis univariat diketahui responden memberikan dukungan sosial dalam kategori baik. Dukungan emosional 57,5%, dukungan penghargaan 72,5%, dukungan instrumental 80,0%, dukungan informasional 55,0% dan kekambuhan pasien gangguan jiwa sebanyak 20% .Dari analisi bivariat terdapat hubungan yang bermakna (nilai p-value < 0,05) antara dukungan sosial dengan kekambuhan pasien gangguan jiwa. Dukungan emosional dengan nilai p-value 0,014 < 0,05, dukungan penghargaan dengan nilai p-value 0,001 < 0,05, dukungan instrumental dengan nilai p-value 0,000 < 0,05, dukungan informasional dengan nilai p-value 0,007 < 0,05. Ada hubungan bermakna antara dukungan sosial yang meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informasi terhadap kekambuhan pasien gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Rancakalong tahun 2022.